Kesulitan Anak-anak Autis Terbawa Sampai Remaja

Posted by Unknown Friday, April 29, 2011 0 comments

 


Penelitian American Academy of Neurology melibatkan 24 anak perempuan dan laki-laki berusia antara 12 dan 16 tahun. Separuh dari kelompok itu mengalami gangguan spektrum autisme dan semua remaja itu mendapat penilaian dalam kisaran normal untuk penalaran persepsi pada tes IQ.

Pengujian dilakukan dengan meminta para remaja itu menyalin kata-kata dalam contoh kalimat dengan persis baik ukuran maupun bentuk hurufnya dengan menggunakan tulisan tangan.

Penilaian tulisan tangan itu berdasarkan lima kategori: tingkat keterbacaan, bentuk, kerapian (lurus), ukuran dan spasi. Kemampuan motorik mereka, termasuk keseimbangan dan gerakan, juga diuji dan diberi nilai.

Penelitian ini menemukan remaja autis mendapatkan 167 poin dari total kemungkinan 204 poin pada penilaian tulisan tangan, dibandingkan dengan 183 poin untuk remaja dalam kelompok non-autis.

Hasil menunjukkan signifikansi secara statistik dalam studi tersebut. Para remaja autis itu juga memiliki gangguan keterampilan motorik.

Kinerja tulisan tangan pada remaja autis diprediksi oleh skor penalaran persepsi, yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan penalaran melalui masalah dengan materi nonverbal.

"Keterampilan penalaran dapat memprediksi kinerja tulisan tangan ini menunjukkan adanya sebuah strategi yang dapat dilakukan remaja autis untuk belajar dan menggunakan strategi kompensasi untuk mengatasi kekurangan motorik," kata penulis studi, Amy Bastian, dari Kennedy Krieger Institute dan Johns Hopkins School of Medicine di Baltimore.

"Meski remaja autis lebih mungkin memiliki masalah tulisan tangan, ada beberapa teknik untuk meningkatkan kualitas tulisan tangan mereka, seperti menyesuaikan pegangan pensil, menstabilkan tangan yang menulis dengan tangan lainnya atau menuliskan huruf lebih lambat. Terapi ini bisa membantu remaja autis untuk mencapai kemajuan akademis dan berkembang secara sosial," kata Bastian. *
 

Baca Selengkapnya ....

Materi UTS Pengembangan Kurikulum

Posted by Unknown Tuesday, April 26, 2011 0 comments
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi.
berikut ini saya sajikan materi pengembangan kurikulum yang dapat temen-temen download, berhubung kali ini adalah edisi UTS saya sengaja tidak menampilkan definisi-definisinya. pokonya langsung download saja


ada hal penting yang temen ingat dalam mendownload
buka tautan dibawah
tinggu 5 detik samapai di pojok kanan atas ada tulisan "SKIP AD"
lalu di klik aja tuh tulisan
dan downloadlah.......
sepuas2nya
unlimited kuenceng bos.............


materi komponen pengembangan kurikulum download


materi landasan pengembangan kurikulum download


materi model kurikulum download


PRINSIP- PRINSIP pengembangan kurikulum download


pengertian dan prinsip kurikulum download


original posted by: Marwie Ocol



Baca Selengkapnya ....

Materi UTS pendidikan matematika SD

Posted by Unknown Monday, April 25, 2011 0 comments


Ujian Tengah Semester (tanggal 26 April 2011)

Materi meliputi

  1. hubungan Standart kompetensi lulusan, materi ajar matematika dan evaluasi pembelajaran matematika
  2. Problem solving approach
  3. Teori belajar Bruner, Dienes, dan Van Hiele
  4. PMRI
materi Hubungan Standar Kompetensi Lulusan, Materi Ajar Matematika, dan Evaluasi Pembelajaran Matematika
dapat di download disini


materi pendekatan Pemecahan Masalah dalam Matematika (Problem Solving Approach)
dapat didownload disini

materi Teori Belajar: Bruner, Diene, Gagne, dan Van Hiele
dapat di download disini

materi Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
dapat didownload disini



original posted by: Marwie Ocol


Baca Selengkapnya ....

Materi statistika smt.4

Posted by Unknown Sunday, April 24, 2011 0 comments

Menentukan banyak kelas interval

K = 1 + (3,3 log n)

Menentukan panjang kelas interval, disingkat p, dengan rumus:

p = range/kelas

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif

Dalam tabel di atas frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat dalam tiap kelas. Jadi dalam bentuk absolute. Jika frekuensi dinyatakan dalam bentuk persen, maka diperoleh tabel distribusi frekuensi relative. Tentu saja, absolute dan relative dapat disajikan dalam sebuah tabel. Skor Kemampuan Membaca Pemahaman dalam tabel di atas dapat kita sajikan ke dalam tabel sebagai berikut.

Tabel Frekuensi Relatif Skor Kemampuan Membaca Pemahaman

No.

Kelas interval

Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif (%)

1

2

3

4

5

6

7

15-22

23-30

31-38

39-46

47-54

55-62

63-70

3

7

9

13

8

7

3

6,0

14,0

18,0

26,0

14,5

14,0

6,0



50

100,00

Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif “Kurang Dari”

No.

Skor Kemampuan Membaca

Frekuensi Kumulatif

Frekuensi

Kum (%)

1

2

3

4

5

6

7

8

Kurang dari 15

Kurang dari 23

Kurang dari 31

Kurang dari 39

Kurang dari 47

Kurang dari 55

Kurang dari 63

Kurang dari 71

0

3

10

19

32

40

47

50

0

6,0

20,0

38,0

64,0

80,0

94,0

100,0

Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif ”Atau Lebih”

No.

Skor Kemampuan Membaca

Frekuensi Kumulatif

Frekuensi

Kum (%)

1

2

3

4

5

6

7

0

15 atau lebih

23 atau lebih

31 atau lebih

39 atau lebih

47 atau lebih

55 atau lebih

63 atau lebih

71 atau lebih

50

47

40

31

18

10

3

0

100,0

94,0

80,0

62,0

36,0

20,0

6,0

0,0



batas kelas bawah = Batas bawah kelas-0,5
batas atas kelas =Batas atas kelas + 0,5




download materi statistika full

DOWNLOAD MATERINYA DISINI



Baca Selengkapnya ....

Pentingnya Keterampilan Berpikir Kreatif dan Kompleks

Posted by Unknown Wednesday, April 20, 2011 0 comments
Berpikir Kreatif dan Kompleks-Secara umum berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan. Dalam proses berpikir terjadi kegiatan yang kompleks, reflektif dan kreatif (Preissen dalam Costa: 1985) Keterampilan merupakan suatu kemampuan melakukan sesuatu dengan baik. Kinerja keterampilan meliputi pengetahuan mengenai yang harus dilakukan, kapan dilakukan, dan bagaimana melakukannya. Pada kesempatan sebelumnya saya sudah sharing tentang kekuatan berpikir positif, maka kali ini tentang Ketrampilan berpikir kreatif dan kompleks.
Keterampilan berpikir adalah keterampilan-keterampilan yang relatif spesifik dalam memikirkan sesuatu yang diperlukan seseorang untuk memahami suatu informasi (gagasan, konsep, prinsip, teori, dsb), memecahkan masalah dan sebagainya. Pengetahuan dan keterampilan berpikir merupakan suatu kesatuan yang saling menunjang. Keterampilan berpikir dapat dikelompokkan menjadi keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks. Novak (1985) mengemukakan bahwa proses berpikir dasar merupakan gambaran dari proses berpikir rasional yang mengandung sekumpulan proses mental dari yang sederhana menuju yang kompleks (Liliasari, 1997).
Berpikir kompleks yaitu saat dimana seseorang dapat melihat suatu persoalan secara utuh, kemampuan dalam memaknai suatu persoalan secara menyeluruh,tidak hanya terfokus pada unsur sebab-akibat saja. Kemampuan berpikir kompleks ini kerap diistilahkan juga dengan berpikir kreatif. Mengapa berpikir kompleks perlu dibangun pada setiap individu? Karena akan terkait dengan kualitas hidup seseorang, dimana kita akan memiliki kemampuan untuk melihat hidup sebagai pendidikan yang berproses dan kita akan terus-menerus belajar untuk merangkai sesuatu. Apa yang dirangkai? Tentu saja berbagai informasi tentang diri kita, tentang lingkungan, tantang budaya dan informasi lainnya yang dapat memperkaya pengetahuan, ketrampilan, kemampuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pengertian kreativitas dapat dijelaskan melalui berbagai dimensi antara lain dimensi pribadi (person), dimensi proses, dimensi produk, dan dimensi pendorong (press). Berdasarkan dimensi pribadi, kreativitas merupakan sesuatu yang unik dari kepribadian seseorang; hasil dari interaksi antara intelegensi, gaya kognitif dan kepribadian/motivasi, sedangkan dari dimensi proses, proses kreatif (ilmiah) meliputi merasakan adanya masalah, membuat dugaan, menguji dugaan, dan menyampaikan hasilnya. Berdasarkan dimensi produk, kreativitas adalah suatu ciptaan yang baru (original) dan bermakna, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya, baik berupa gagasan gagasan maupun karya nyata. Pengertian kreativitas dari segi pendorong (press) menjelaskna bahwa kreativitas adalah hasil dari interaksi antara dorongan internal maupun dorongan eksternal (lingkungan). Ini berarti bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Berpikir kreatif menurut Lawson (1980) dimaknai sebagi suatu proses kreatif, yaitu merasakan adanya kesulitan, masalah, kesenjangan informasi, adanya unsur yang hilang, dan ketidak harmonisan, mendefinisikan masalah secara jelas, membuat dugaan-dugaan atau merumuskan hipotesis tentang kekurangan-kekurangan, menguji dugaan-dugaan tersebut dan kemungkinan perbaikannya, pengujian kembali atau bahkan mendefinisikan ulang masalah, dan akhirnya mengkomunikasikan hasilnya.
Berpikir kreatif menurut Perkins (1985) adalah kemampuan untuk membentuk kombinasi gagasan baru, untuk memenuhi suatu keperluan atau untuk memperoleh suatu hasil (produk) yang asli dan sesuai dengan kriteria pokok pertanyaan. Menurut Liliasari (1999), keterampilan berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengembangkan atau menemukan ide atau hasil yang asli, estetis dan konstruktif, yang berhubungan dengan pandangan dan konsep serta menekankan pada aspek berpikir intuitif dan rasional; khususnya dalam menggunakan informasi dan bahan untuk memunculkan atau menjelaskannya dengan perspektif asli pemikir.
Tyler (Karlinah: 1999) berpendapat bahwa pengalaman atau pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh keterampilan-keterampilan dalam pemecahan masalah akan mewujudkan pengembangan kemampuan berpikir. Oleh karena itu mengajar untuk berpikir berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk melatih penggunaan konsep-konsep dasar untuk berpikir. Pengalaman ini diperlukan agar siswa memiliki struktur konsep yang dapat berguna dalam menganalisis dan mengevaluasi suatu permasalahan. Keterampilan berpikir selalu berkembang dan dapat dipelajari (Nickerson dalam Liliasari: 1999).
Menurut Susianna (2003), perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif peserta didik dalam lingkungan pembelajaran berhubungan erat dengan cara guru mengajar. Pola pengajaran dan interaksi yang lebih memberi kepercayaan, penghargaan dan dorongan terhadap kemampuan peserta didik untuk mencari pemecahan masalah dari setiap kasus pengajaran yang dihadapi akan lebih membangkitkan keberanian untuk mencoba, mengemukakan dan mengkaji gagasan atau cara-cara baru yang merupakan benih terciptanya kemampuan kreativitas. Dalam hal ini peran utama pendidik antara lain adalah mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik yang dapat membantu untuk menghadapi persoalan-persoalan dimasa yang akan datang secara kreatif dan inovatif.
Berikut ini mungkin bisa menjadi insight bagaimana agar kita dapat mendidik anak-anak kita berpikirkreatif dan kompleks ;
1. Seorang pendidik harusnya memiliki semangat mencari ilmu yang, mengkondisikan dirinya sebagai pembelajar, dan menjadikan kehidupan sebagai sarana belajar
2. Memiliki konsep atau pemahaman bahwa tugas sebagai pendidik adalah membantu, memfasilitasi anak agar mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sendiri.
3. Mampu melaksanakan pendidikan yang menjadikan anak mencintai Tuhan.
4. Memantau perkembangan aktivitas anak, sehingga dapat memberikan bimbingan dan pembinaan.
5. Peka melihat kebutuhan individual masing-masing anak, dan tidak menyamakan perlakuan kepada semua anak.
6. Mampu melihat kelebihan setiap anak dan fokus untuk terus menfasikitasi kemajuannya.
7. Tidak memperlakukan anak sebagai objek yang harus selalu mengikuti apa maunya guru
8. Tidak menempatkan diri kita sebagai sosok yang siap memberikan penilaian, tetapi lebih pada kesiapan untuk membantu kesulitan yang dihadapinya.
Semoga informasi ini dapat menggugah dan memotivas diri untuk lebih kreatif dalam berfikir, bersikap dan bertindak.

sumber: semipalar.net


Baca Selengkapnya ....

Nama, Hadiah Pertama Si Kecil

Posted by Unknown Tuesday, April 5, 2011 0 comments
 Menanti sang buah hati adalah salah satu pengalaman menyenangkan sekaligus mendebarkan bagi calon orangtua. Termasuk memilih nama yang tepat bagi si kecil. Memilih nama memang menyenangkan, meski kadang membuat orangtua bingung. Pasalnya, nama adalah hadiah pertama yang diberikan bagi sang buah hati yang akan digunakan selamanya. Sebaiknya proses mencari nama untuk calon bayi jangan hanya sembarangan dan asal pilih saja.

Nama merupakan persoalan penting. Meskipun William Shakespeare mengatakan,“What’s in the name, a rose is a rose“. Apalah artinya sebuah nama, setangkai mawar tetaplah mawar yang harum mewangi.

Pemilihan nama yang tidak biasa atau unik memang semakin banyak dilakukan oleh para pasangan muda saat ini. Tengok saja pasangan Chris Martin dan Gwyneth Paltrow yang menamakan putrinya, Apple. Tak kalah unik, pasangan Arthur Ashe dan Jeanne Moutoussamy menamai anaknya, Camera. Nama Fuchsia menjadi pilihan Sting dan Trudie Styler untuk putrinya.

Dari pasangan selebritis Indonesia juga dapat ditemukan nama unik. Pasangan Melly Goeslaw dan Anto Hoed juga memilihkan nama unik bagai kedua putranya. Putra pertama pasangan ini dinamai Anakku Lelaki Hoed. Nama putra kedua pasangan Melly dan Anto juga tidak kalah unik yaitu Pria Bernama Hoed.

Selain itu, artis sinetron Lucky Hakim menamai putri pertamanya, Nokia Alike Putri Hakim. Yang artinya, bintang penghubung nan cantik. Dia menuturkan, ingin agar Nokia bisa menjadi penghubung ayah dan ibunya kelak. "Kami mengambil nama Nokia bukan karena merek handphone, tetapi Nokia diambil dari bahasa Italia yang punya arti bintang penghubung," jelas Lucky.

Menurut Penulis buku best seller Baby Name Book in the world, Bruce Lansky, beberapa orangtua menyesuaikan dengan memberi nama yang umum namun dimodifikasi dari pengucapapan atau ejaannya.

“Bahkan beberapa orangtua berusaha untuk mencari nama baru yang diperoleh dari tempat-tempat yang jauh,” ujar Lansky yang baru-baru ini merilis buku terbarunya Baby Names Around the World.

Dia menuturkan, saat ini perbedaan gender tidak lagi menjadi persyaratan mutlak untuk pemberian nama. Lansky mengungkap, tren yang terjadi ialah anak perempuan seringkali diberi nama yang biasanya diberikan nama anak laki-laki.

“Kini terdapat nama-nama yang dapat digambarkan sebagai nama androgini, yaitu nama yang dapat digunakan oleh anak laki-laki dan perempuan. Misalnya, nama seperti Terry, Chris, Dana dan Cameron,” paparnya.

Lansky menyarankan, untuk memilih nama anak sebaiknya kembali ke latar belakang yang paling fundamental, yang biasanya merupakan kebalikan dari pemberian nama sesuai tren.

“Pilihlah nama yang paling mudah diingat dan mudah diucapkan. Kemudian, pilihlah nama yang memiliki image positif dan tidak mudah untuk diejek. Serta, pilihlah nama panggilan yang disukai oleh orangtua,” saran Lansky.

Lebih baik berbagi pendapat dalam keluarga mengenai nama yang akan dipilih. Kemudian lihatlah respon ketika mereka mendengar nama tersebut.

“Pilihlah nama yang mendapat respon positif dibandingkan gumaman yang tidak senang,” tukas Lansky. (ri)

Tips Memilih Nama

Ada beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sewaktu orangtua memilih dan menentukan nama bayi, antara lain: Pilihlah nama yang terdengar indah sewaktu diucapkan dan serasi dengan nama keluarga Anda, bila menggunakan nama keluarga dibelakang nama si kecil kelak.
 
Memilih nama yang unik tetap bagus asalkan tetap indah didengar, serasi dan mudah diucapkan. Unik tidak berarti menjadi nama yang terdengar aneh atau sulit diucapkan. Memilih nama yang mengandung makna dan arti yang positif untuk kehidupan. Salah satu hal yang penting, jangan memberi nama yang mengandung arti dan makna buruk. Ingat nama tersebut akan dibawa selamanya oleh anak Anda. Pilihlah nama yang mudah untuk mengambil nama singkat atau panggilan sehari-hari. Juga pilihlahnama yang mudah untuk diucapkan. Pertimbangkn untuk memilih nama yang menunjukkan jenis kelamin yang jelas. Meskipun tengah tren memberikan nama yang dapat digunakan untuk pria dan wanita, sebaiknya Anda pertimbangkan lagi. Tampunglah semua ide-ide nama yang ada dengan suatu daftar, bisa dari majalah, tv, atau keluarga dan teman Anda. Sebaiknya jangan membiarkan siapapun memaksa untuk memberikan nama yang Anda tidak suka. Diskusikan bersama pasangan untuk memberi nama yang terbaik bagi si buah hati. Yangterpenting ialah kedua orangtua memilih dan memutuskan nama bayi yang disukainya. (ri) 
 

Baca Selengkapnya ....

Mama Papa, Lihat Langkah Pertamaku!

Posted by Unknown 0 comments
Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan pembelajaran, penjelajahan, dan perkembangan baik motorik maupun kognitif. Orangtua seringkali lupa betapa berat usaha yang harus dilakukan si kecil dalam mencoba melakukan segala sesuatu. Mulai dari menggerakkan tubuh, merangkak, berdiri hingga melangkahkan kaki di lantai yang serasa bergoyang.

Menurut Penulis Baby Steps, Claire B.Kopp dan Henry Holf, gerakan sangat penting untuk memungkinkan anak tumbuh. Gerakan adalah kunci pembelajaran bayi dan sangat penting untuk perkembangan otak.

Dengan menggunakan gerakan seluruh tubuhnya dan seluruh panca inderanya, si kecil “memprogram” alat gerak dan penerimaannya, saraf dan sel-sel otak.

Dalam publikasi yang mengulas filosofi dan praktik metode Montessori berjudul ”The First Year—Crawling, Pulling Up, Standing”, dikatakan salah satu pencapaian paling menggetarkan untuk seorang anak adalah belajar menggerakkan tubuhnya untuk meraih objek yang diinginkan.

Bayi punya beberapa cara untuk melakukannya, yaitu dengan merangkak, mundur, tengkurap, menyamping, merayap, berguling, serta mengangkat perut dengan lengan dan kaki. Belajar menggerakkan tubuh inilah yang disebut ‘pekerjaan penting’.

Sebagian orangtua merasa senang jika anaknya mengalami perkembangan yang cepat seperti proses berjalan. Sebagian kita merasa senang jika bayi langsung belajar berjalan tanpa merangkak dulu. Padahal, merangkak itu penting buat bayi.

Dokter anak, chiropractor dan anggota International Chiropractor Association asal Amerika Serikat, Peter Fysh mengatakan, merangkak menuntut pemakaian kaki dan tangan yang berlawanan secara simultan.

Mulai dari menggerakkan tangan kanan dengan kaki kiri, diikuti tangan kiri dengan kaki kanan dan seterusnya, dalam gerakan timbal-balik. Tiap gerakan semacam itu menuntut pemakaian kedua belahan otak kiri dan kanan dalam sebuah koordinasi neurologis yang kompleks.

Berjalan terlalu dini atau  merangkak terlalu singkat sebelum mulai berjalan diduga berhubungan dengan masalah akademis di belakang hari.

“Penelitian terhadap anak-anak yang digolongkan ‘berjalan terlalu dini’ menunjukkan bahwa mereka meraih skor  lebih rendah dalam berbagai tes prasekolah,” kata Dr. Fysh.

Spesialis Anak dan Konsultan Tumbuh Kembang, Dr Soedjatmiko, SpA(K) MSi mengatakan, saat anak bebas bergerak maka akan merangsang kecerdasan bayi mengkoordinasikan gerakan lengan, kaki sehingga terarah sesuai keinginannya.

“Semakin terampil merangkak dan berjalan maka semakin bebas bergerak sehingga anak semakin percaya diri, merasa tidak tergantung pada orang lain untuk berinteraksi dengan lingkungan,” tutur Soedjatmiko.

Dia menambahkan, semakin mudah mereka mengeksplorasi lingkungan, berinteraksi dengan banyak benda dan lingkungan baru, sehingga pengetahuan, pengalaman dan kecerdasannya akan bertambah.(berbagai sumber/ri)

Tahapan Tumbuh Kembang Si Kecil (0 - 24 bulan)

0 - 3 Bulan
  • Belajar mengangkat kepala.
  • Mengikuti obyek dengan matanya.
  • Melihat muka orang dan tersenyum.
  • Bereaksi terhadap suara/bunyi.
  • Mengoceh spontan.
3 - 6 bulan
  • Mengangkat kepala 90 derajat.
  • Berusaha meraih benda-benda.
  • Menaruh benda-benda di mulut.
  • Tertawa atau menjerit bila diajak bermain.
  • Berusaha mencari benda-benda yang hilang.
6 - 9 bulan
  • Mulai tengkurap dan berbalik sendiri.
  • Dapat duduk tanpa dibantu.
  • Dapat merangkak, meraih benda atau mendekati seseorang.
  • Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
  • Memegang benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk.
  • Mengeluarkan kata-kata tanpa arti.
  • Takut kepada orang lain.
  • Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.
9 - 12 bulan
  • Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
  • Dapat berjalan dengan dituntun.
  • Menirukan suara.
  • Mengulang bunyi yang didengar/belajar mengatakan satu atau dua kata.
  • Mengerti perintah/larangan sederhana.
  • Selalu mengeksplorasi dan memasukkan semua benda ke mulutnya.
  • Berpartisipasi dalam permainan.
Sumber : Republika.co.id

Baca Selengkapnya ....

Apa Sih, Dampak Anak di Depan Komputer/TV Tak Lebih dari Dua Jam?

Posted by Unknown 0 comments
Apa Sih, Dampak Anak di Depan Komputer/TV Tak Lebih dari Dua Jam?
Makin jarang, wanita yang ingin punya anak di AS

Selama lebih dari dua jam sehari menonton televisi ataupun bermain "video game" di komputer dapat memberikan risiko yang lebih besar bagi anak-anak pada masalah kejiwaan apapun tingkat aktivitas mereka, demikian menurut sebuah penelitian di Inggris pada Selasa.

Para peneliti dari Universitas Bristol meneliti lebih dari 1.000 anak kecil yang berumur sepuluh hingga 11 tahun. Selama lebih dari tujuh hari, mereka mengisi kuesioner yang menanyakan intensitas waktu yang mereka habiskan sehari-hari di depan televisi atau komputer dan menjawab pertanyaan yang menjelaskan keadaan jiwa mereka, termasuk emosi, tingkah laku, dan masalah yang bersangkutan lainnya sementara sebuah pengukur tingkah laku (accelerometer) memantau aktivitas fisik mereka.

Jumlah selisih kerumitan kejiwaan secara signifikan sebanyak sekitar 60 persen lebih tinggi bagi anak kecil yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam selama satu hari di depan salah satu layar tersebut, dibandingkan dengan mereka yang menonton pada waktu yang lebih sedikit, kata laporan para peneliti di dalam jurnal Pediatrics.

Angka selisih tersebut menjadi berlipat bagi anak kecil yang menghabiskan waktu lebih dari dua jam di depan kedua jenis layar tersebut selama sehari.

Para peneliti menemukan hasil ini tanpa memerhatikan jenis kelamin, umur, tingkat pubertas, atau tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi dan tidak memantau keaktifan anak tersebut selama sisa harinya.

"Kami mengerti aktivitas fisik baik bagi kesehatan jiwa dan tubuh pada sang anak dan terdapat beberapa bukti bahwa menonton layar itu mengakibatkan kelakuan yang negatif," ujar Dr. Angie Page kepada Reuters Health. "Namun hal itu masih belum jelas apakah tingkat aktivitas fisik akan "mengimbangi" tingginya tontonan pada layar itu bagi anak kecil."

Para peneliti menemukan masalah kejiwaan jauh meningkat jika anak kecil mengalami pelatihan sehari-hari mulai dari tingkat yang sedang hingga ketat selama kurang dari satu jam atas meningkatnya tontonan pada layar itu.

Bagaimanapun, aktivitas fisik tidak hadir untuk mengimbangi konsekuensi kejiwaan pada waktu tontonan layar itu.

Para peneliti mengatakan waktu yang tetap juga tidak berhubungan dengan mental kelakuan yang baik. "Tampaknya lebih kepada apa yang kamu lakukan pada waktu tetap itu yang menjadi penting," ujar Page, menjelaskan kurangnya dampak negatif ditemukan pada kegiatan seperti membaca dan melakukan pekerjaan rumah.

Page dan tim penelitinya mengakui beberapa keterbatasan pada penelitiannya, termasuk potensi ketidak-akuratan seorang anak sewaktu mengisi jadwal kegiatan pada kuesioner.

Sumber :http://www.republika.co.id/

Baca Selengkapnya ....
TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of Dunia Pendidikan.