RUANG LINGKUP PENGERTIAN PENILAIAN, PENGUKURAN, EVALUASI, DAN TES
Thursday, February 7, 2013
0
comments
RUANG LINGKUP PENGERTIAN PENILAIAN,
PENGUKURAN, EVALUASI, DAN TES
A.
Pendahuluan
Dalam
kehidupan sehari-hari tanpa disadari kita sering membuat suatu kegiatan
evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan menilai. Namun, banyak
orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi, pengukuran, penilaian,
dan tes bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung mengartikan keempat kata
tersebut dengan suatu pengertian yang sama.
Secara umum
orang hanya mengidentikkan kegiatan evaluasi sama dengan menilai, karena
aktifitas mengukur biasanya sudah termasuk didalamnya. Pengukuran, penilaian evaluasi,
dan tes merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya keempat kegiatan
tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus
dilaksanakan secara berurutan.
B.
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Evaluasi, dan Tes
Untuk memahami pengertian evaluasi, pengukuran, penilaian,
dan tes kita dapat memahaminya lewat contoh berikut :
- Apabila ada seseorang yang memberikan kepada kita 2 pensil yang berbeda ukuran ,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek dan kita diminta untuk memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih pensil yang panjang karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada kriteria lain sehingga kita memilih sebaliknya.
- Peristiwa menjual dan membeli di pasar. Terkadang sebelum kita membeli durian di pasar, sering kali kita membandingkan terlebih dahulu durian yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium, melihat bentuknya, jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian tersebut untuk mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.
Dari kedua contoh diatas, dapat kita simpulkan bahwa kita
selalu melakukan penilaian sebelum menentukan pilihan untuk memilih suatu
objek/benda. Pada contoh pertama kita akan memilih pensil yang lebih panjang
dari pada pensil yang pendek karena pensil yang lebih panjang dapat kita
gunakan lebih lama. Sedangkan pada contoh yang kedua kita akan menentukan durian
mana yang akan kita beli berdasarkan bau, bentuk, jenis, ataupun tampak tangkai
dari durian yang dijual tersebut. Sehingga kita dapat memperkirakan mana durian
yang manis.
Untuk mengadakan penilaian, kita harus melakukan pengukuran
terlebih dahulu. Dalam contoh 1 diatas, jika kita mempunyai pengaris, maka
untuk menentukan pensil mana yang lebih panjang maka kita akan mengukur kedua
pensil tersebut menggunakan pengaris, kemudian kita akan melakukan penilaian
dengan membandingkan ukuran panjang dari masing-masing pensil sehingga pada
akhirnya kita dapat mengatakan bahwa “Yang ini panjang” dan “Yang ini pendek”
lalu yang panjanglah yang kita ambil.
Dalam contoh yang ke 2, kita memilih durian yang terbaik
lewat bau, tampak tangkai, maupun jenisnya. Hal itu juga diawali dengan proses
pengukuran dimana kita membanding-bandingkan beberapa durian yang ada sekalipun
tidak menggunakan alat ukur yang paten tetapi berdasarkan pengalaman. Barulah
kita melakukan penilaian mana durian yang terbaik berdasarkan ukuran yang kita
tetapkan yang akan dibeli.
Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa dalam proses
penilaian kita menggunakan 3 ukuran, yakni ukuran baku (meter, kilogram,
takaran, dan sebagainya), ukuran tidak baku (depa, jengkal, langkah, dan
sebagainya) dan ukuran perkiraan yakni berdasarkan pengalaman.
Langkah – langkah mengukur kemudian menilai sesuatu sebelum
kita mengambilnya itulah yang dinamakan mengadakan evaluasi yakni mengukur dan
menilai. Kita tidak dapat mengadakan evaluasi sebelum melakukan aktivitas
mengukur dan menilai.
Berdasarkan contoh diatas dapat kita simpulkan pengertian
pengukuran, penilaian, evaluasi, dan tes sebagai berikut :
- Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
- Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Sedangkan
- Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian
- Tes adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.
C. Pengukuran dalam
pendidikan
·
Pengukuran adalah
penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,
seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.
·
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka
atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep.
Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak
dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.
·
Menurut Cangelosi (1995) pengukuran
(Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris
untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.
Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa
saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka
katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh,
mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki
dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2)
menurut suatu aturan atau formula tertentu.
·
Measurement (pengukuran) merupakan proses yang
mendeskripsikan performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif
(system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa
tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996). Pernyataan
tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan
pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki
oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan
formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara
umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001). Dengan demikian, pengukuran
dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta
didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan
tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara
lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran
(measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran
tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
·
Menurut William Shockley ( id.wilkipedia.org/wiki/pengukuran).
Pengukuran adalah perbandingan dengan standar.
·
Menurut Rusli Lutan (2000:21) pengukuran ialah proses
pengumpulan informasi.
·
Menurut Gronlund yang dikutip Sridadi (2007)
pengukuran : suatu kegiatan atau proses untuk memperoleh deskripsi numerik dan
tingkatan atau derajat karakteristik khusus yang dimiliki individu.
·
Menurut Allen Philips (1979: 1-2) a measure is
the score that has been assigned on the basis of a test. ( Pengukuran adalah
mencetak prestasi yang telah ditugaskan atas dasar suatu perjanjian.)
·
Menurut Kerlinger yang dikutip Sridadi (2007)
pengukuran : sebagai pemberian angka-angka pada obyek atau kejadian-kejadian menurut
suatu aturan tertentu.
·
Menurut Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu
prose yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif
dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
D. Penilaian Dalam
Pendidikan
·
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai
cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa
nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif
(berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan
nilai kuantitatif tersebut.
·
Penilaian hasil belajar pada dasarnya
adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana
pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau
sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat
dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
E. Evaluasi dalam
Pendidikan
·
Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M.
Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan
evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing
useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
·
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan
penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara
itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai
berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan
Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses
pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
·
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa
evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu,
evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu
proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
·
Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau
pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai
sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
·
Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian
evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai
upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi
sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan
(Lehman, 1990).
·
Menurut
Rusli Lutan (2000:22) evaluasi merupakan proses penentuan nilai atau kelayakan
data yang terhimpun.
·
Menurut
Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses yang dirancang secara sistematis dan
terencana dalam rangka untuk membuat alternatif-alternatif keputusan atas dasar
pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya.
·
Allen
Philips (1979: 1-2) evaluation is a complex term that often is misused by both
teachers and students. It involves making decicions or judgements about
students based on the extent to which instructional objectives are achieved by
them. (evaluasi adalah suatu istilah kompleks yang sering disalahgunakan oleh
para guru dan para siswa. Evaluasi melibatkan pembuatan keputusan atau penghakiman
tentang para siswa didasarkan pada tingkat sasaran hasil yang dicapai oleh
mereka.
F. Pengertian Tes
·
Menurut
Riduwan ( 2006: 37) tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian
pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.
·
Menurut
Allen Philips (1979: 1-2) A test is commonly difined as a tool or instrument of
measurement that is used to obtain data about a specific trait or
characteristic of an individual or group.( Test biasanya diartikan sebagai alat
atau instrumen dari pengukuran yang digunakan untuk memperoleh data tentang
suatu karakteristik atau ciri yang spesifik dari individu atau kelompok.)
·
Menurut
Rusli Lutan (2000:21) tes adalah sebuah instrument yang dipakai untuk
memperoleh informasi tentang seseorang atau objek.
G.
Perbedaan Penilaian dan Pengukuran, Evaluasi
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa
penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan
tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar
yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah
kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian
bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi lagi
untuk pengertian masing-masing :
- Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
- Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.
- Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
- Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.
Perbedaannya juga terletak
pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan
biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja, seperti prestasi
belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang
lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan
dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga pihak eksternal.
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran,
sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif
(angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan
penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan
pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan
wawancara.
KESIMPULAN
Dari beberapa teori
yang telah diperoleh, dapat disimpulkan bahwa:
- Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
- Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif.
- Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi pengukuran dan penilaian.
- Tes adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.
- Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument) pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah,
et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.
Calongesi,
J.S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
Kumano, Y.
2001. Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice.
Japan: Shizuoka University.
Lehmann,
H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in
The International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila.
Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
Phillips, Allen D. (1979). Measurement and
Evaluation in physical education. Canada: John Whiley & Sons, Inc.
Rusli Lutan. (2000). Pengukuran dan Evaluasi
Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Tayibnapis,
F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Wolf, Richard, M. (1984). Evaluation in education.
New York: Praeyer Publishers
Zainul
& Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
http://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/14/pengertian-evaluasi-pengukuran-dan-penilaian
Baca Selengkapnya ....