Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat

Posted by Unknown Monday, April 16, 2012 0 comments

Konsep PBM adalah : dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat (Sihombing, U. 2001). Dari konsep di atas dapat dinyatakan bahwa PBM adalah pendidikan yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di masyarakat dan menekankan pentingnya partisipasi masyarakat pada setiap kegiatan belajar serta bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Konsep dan praktek PBM tersebut adalah untuk mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri dan memiliki daya saing dengan melakukan program belajar yang sesuai kebutuhan masyarakat.

Dengan demikian tenaga pendidikan (pihak-pihak terkait) harus melakukan akuntabilitas (pertanggungjawaban) kepada masyarakat. Menurut Sagala, S., 2004 akuntabilitas dapat mengembangkan persatuan bangsa serta menjawab kebutuhan akan pendidikan bagi masyarakat. Pengembangan akuntabilitas terhadap masyarakat akan menumbuhkan inovasi dan otonomi dan menjadikan pendidikan berbasis pada masyarakat (community based education).

Untuk mewujudkan output pendidikan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dibutuhkan pendidikan yang bermutu. Apabila kita lihat mutu pendidikan di negara kita saat ini masih menghadapi beberapa problematika. Beberapa problem mengenai mutu pendidikan kita seperti yang diungkapkan DR. Arief Rahman dalam Mukhlishah, 2002 adalah :

  • Pembiasaaan atau penyimpangan arah pendidikan dari tujuan pokoknya.
  • Malproses dan penyempitan simplikatif lingkup proses pendidikan menjadi sebatas pengajaran.
  • Pergeseran fokus pengukuran hasil pembelajaran yang lebih diarahkan pada aspek-aspek intelektual atau derajat kecerdasan nalar.
Sedangkan menurut Surya, M., 2002 salah satu problematika pendidikan di Indonesia adalah keterbatasan anggaran dan sarana pendidikan, sehingga kinerja pendidikan tidak berjalan dengan optimal.

Persoalan tersebut menjadi lebih komplek jika kita kaitkan dengan penumpukan lulusan karena tidak terserap oleh masyarakat atau dunia kerja karena rendahnya kompetensi mereka. Mutu dan hasil pendidikan tidak memenuhui harapan dan kebutuhan masyarakat atau mempunyai daya saing yang rendah.

Indikator yang menunjukkkan rendahnya mutu hasil pendidikan kita adalah kepekaan sosial alumni sistem pendidikan terhadap persoalan masyarakat yang seharusnya menjadi konsen utama mereka, seperti :
  • Alumni kedokteran tidak menunjukkan kepekaan sosial terhadap maraknya wabah demam berdarah, sehingga lonjakan wabah tersebut di beberapa daerah harus dibarengi dengan ironi kekurangan tenaga medik dan paramedik, sehingga terjadilah kisah tragis Indah di Indramayu.
  • Kesulitan untuk mencari guru mengaji di sebagian besar masjid-masjid kota pontianak dan Kab./Kota lainnya di Propinsi kalimantan Barat merupakan hal yang sulit kita pahami, mengingat STAIN Pontianak hingga saat ini telah meluluskan banyak alumni.
  • Sangat ironis terjadi bagi masyarakat Kalimantan Barat jika harus kekurangan tenaga dan ahli pertanian sehingga banyak areal pertanian terbengkalai atau salah urus, mengingat Untan dan IPB meluluskan ratusan sarjana pertanian setiap tahunnya.
Kisah-kisah ironis tersebut menggambarkan secara jelas bahwa kompetensi moral dan kompetensi sosial SDM keluaran sistem pendidikan kita sangat tidak compatible dengan tuntutan dunia kerja di dalam masyarakatnya. Sistem pendidikan tidak menjadikan masyarakat sebagai dasar prosesualnya dan tidak berakar pada sosial budaya yang ada.

Pendidikan berjalan di luar alam sosial budaya masyarakatnya, sehingga segala yang ditanamkan (dilatensikan) melalui proses pendidikan merupakan hal-hal yang tidak bersentuhan dengan persoalan kehidupan nyata yang dihadapi masyarakat tersebut.

Implikasinya adalah terputus mata rantai budaya sosial antara satu generasi dengan generasi berikutnya. Generasi yang lebih muda menjadi tidak mampu mewarisi dan mengembangkan bangunan budaya sosial yang dikonstruksi oleh generasi pendahulunya, bahkan tidak mampu mengapresiasi dan seringkali berperilaku yang cenderung berakibat mengenyahkannya. Generasi seperti ini cenderung hanya mampu melihat kekurangan-kekurangan pendahulunya, tanpa menawarkan jalan keluar dan penyelesaiannya. Kisah yang sangat biasa bagi orang pribumi yang kaya raya dari hasil usaha dan bisnisnya, anak mereka menghancurkan perusahaan dan menghabiskan kekayaan untuk berfoya-foya.

Hal seperti ini tidak terjadi pada tradisi etnis tionghoa, dimana yang kaya akan menjadi lebih kaya karena putra-putrinya dipersiapkan untuk menjadi pewaris yang mampu mengembangkan bisnis yang dirintis oleh kedua orang tuanya. Misalnya dengan membiasakan anaknya magang di setiap outlet orang tua dan memperoleh perlakuan seperti layaknya pegawai, dengan demikian mereka mempunyai akselerasi belajar yang jauh lebih tinggi karena segala pelajaran yang diperoleh di sekolah memperoleh penguatan melalui aktivitas praktis yang dijalaninya.

Sementara itu kita juga tengah menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan disepakatinya kawasan perdagangan bebas. Sejak 1 Januari 2003 secara Internasional dimulai AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area). Akibatnya terjadi perubahan pada berbagai bidang kehidupan, baik politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, demografi, Sumber Daya Alam, dan geografi yang akan berpengaruh pada skala global, regional dan nasional.

Secara global dapat dilihat dengan adanya terorisme, runtuhnya tembok Berlin, narkoba. Secara regional dapat dilihat dengan maraknya narkoba, terorisme, TKI, sipida ligitan. Secara Nasional dapat kita lihat dengan banyaknya pengangguran, kemiskinan, narkoba, pariwisata, dan demokrasi. Dengan demikian pendidikan harus secara akif berperan mengatasi dampak negatif dari era globalisasi dan mempersiapkan Sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang mampu bersaing dengan SDM dari negara lain.

Terobosan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mencanangkan Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi / KBK). Dengan kurikulum ini materi pelajaran ditentukan oleh sekolah berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pusat hanya menetapkan materi pokok (esensial). Target guru tidak untuk menyampaikan semua materi pelajaran tetapi memberikan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi dan berfokus pada aspek kognitif, psikomotor dan afektif (Sudjatmiko dan Nurlaili, L., 2004). Oleh karena itu dengan melaksanakan KBK secara optimal diharapkan output pendidikan dapat sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai akuntabilitas pendidikan kepada masyarakat sesuai dengan konsep PBM.

Sejalan dengan dicanangkannya KBK, pemerintah juga melakukan pembaharuan manajemen sekolah dengan mengeluarkan kebijakan agar sekolah menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS adalah model manajemen yang memberikan keleluasaan / kewenangan kepada sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri dengan meningkatkan keterlibatan warga sekolah dan masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah dengan tetap memperhatikan standar pendidikan nasional (Irawan, A., 2004). MBS merupakan salah satu pendidikan berbasis masyarakat yang dilaksanakan dalam pendidikan formal.

Pendidikan kita selama ini memandang sekolah sebagai tempat untuk menyerahkan anak didik sepenuhnya. Sekolah dianggap sebagai tempat segala ilmu pengetahuan dan diajarkan kepada anak didik. Cara pandang ini sangat keliru mengingat sistem pendidikan juga harus dikembangkan di keluarga. Sekolah hanyalah sebagai instrumen untuk memperluas cakupan dan memperdalam intensitas penanaman cita-cita sosial budaya yang tidak mungkin lagi dikembangkan melalui mekanisme keluarga (Mukhlishah, 2002).

Memulai kembali menata pendidikan dengan mempertahankan fungsi keluarga dan masyarakat sebagau basis pendidikan di sekolah bukan lagi ide untuk masa depan tetapi menjadi tuntutan yang sangat mendesak. Upaya ini akan menjadi cara untuk mengembalikan sistem pendidikan kita kepada hakekat pendidikan yang sesungguhnya. Pendidikan yang hakiki adalah suatu langkah prosedural yang bertujuan untuk melatenkan kemampuan sosial budaya berupa program-program kolektif alam pikir, alam rasa, dan tradisi tindak manusia ke dalam pribadi dan kelompok manusia muda agar mereka siap menghadapi segala kemungkinan yang timbul di masa datang.

Karena itu diperlukan partisipasi semua elemen (stakeholder) terutama orang tua dan masyarakat. Untuk mengoptimalkan peran masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan perlu dikembangkan model pendidikan berbasis masyarakat, di mana proses pendidikan tidak terlepas dari masyarakat dan menjadikan masyarakat sebagai basis keseluruhan kegiatan pendidikan. Semua potensi yang ada di masyarakat apabila dapat diberdayakan secara sistemik, sinergik dan simbiotik, melalui proses yang konsepsional, dapat dijadikan sebagai upaya yang strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Menurut Darwin rahardjo dalam Surya, M., 2002 masyarakat modern mempunyai tiga sektor yang saling berinteraksi yaitu sektor pemerintah, dunia usaha dan sektor sukarela (LSM). Ketiga sektor masyarakat tersebut harus mempunyai posisi tawar menawar dan kemandirian sehingga menghasilkan kerjasama yang sinergik dan simbiotik dalam mencapai tujuan bersama. Hal tersebut dapat dijadikan kerangka berfikir dalam upaya memberdayakan masyarakat dalam satu gugus sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Sumber : http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/konsep-pendidikan-berbasis-masyarakat.html

Tags : Pendidikan Berbasis Masyarakat, Konsep Pendidikan Berbasis Masyarakat

Baca Selengkapnya ....

Peranan Pengembangan Kurikulum

Posted by Unknown 0 comments

Adapun peranan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :

1. Peranan Konservatif

Kebudayaan telah ada lebih dahulu daripada lahirnya sesuatu generasi tertentu dan tidak akan mati dan habisnya generasi yang bersangkutan.

2. Peranan Kritis atau Evaluatif

Kebudayaan senantiasa berubah dan bertumbuh sejalan perkembangan zaman yang terus berputar. sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada melainkan juga menilai, memilih unsur–unsur kebudayaan yang akan diwariskan.

3. Peranan Kreatif

Kurikulum melakukan kegiatan–kegiatan kreatif dan konstruktif dalam arti menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat guna membantu setiap individu dalam mengembangkan potensi yang ada padanya. kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, berkemampuan dan keterampilan yang baru, dalam arti memberikan manfaat bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abdullah Idi, M.Ed. “Pengembangan kurikulum”. Jakarta.1999.hal.135-145


Baca Selengkapnya ....

Fungsi Kurikulum

Posted by Unknown Sunday, April 15, 2012 0 comments

A. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik

Guru merupakan pendidik profesional, yang mana secara implisit ia telah merelakan dirinya untuk memikul sebagian tanggungjawab pendidikan. dipundak orang tua. Para orangtua tatkala menyerahkan anaknya kesekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggungjawab pendidikan anaknya kepada guru, tentunya orang tua mengharapkan agar anaknya akan menemukan guru yang baik, berkompetensi dan berkualitas.

Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah;
  • Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar para anak didik.
  • Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.
B. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak didik, anak didik diharapkan dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abdullah Idi, M.Ed. “Pengembangan kurikulum”. Jakarta.1999.hal.135-145


Tags : Fungsi Kurikulum, Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik, Fungsi Kurikulum Bagi Peserta Didik

Baca Selengkapnya ....

Dasar Dan Faktor - Faktor Pendidikan Islam

Posted by Unknown Saturday, April 14, 2012 0 comments
DASAR DAN FAKTOR -FAKTOR PENDIDIKAN ISLAM


Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu, adapun fungsi dasar itu sendiri yaitu memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasar untuk berdirinya sesuatu. Jadi, dasar dari pendidkikan Islam itu sendiri yaitu sebagai landasan yang menjadi fundament serta sumber dari segala kegiatan pendidikan Islam itu sendiri.
Dasar pendidikan Islam dapat dibagi kapada ketiga kategori yaitu :
  • Al-qur’an
  • Hadist
  • Sunnah

Pendidikan Yaitu subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik ini mempunyai peranan penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam. Pendidikan ini sering disebut mu’alim. Disamping itu ada pula yang menyebutnya mursyid artinya yang memberi petunjuk kepada anak didiknya.

Ada pun faktor–faktor dalam mengembangkan potensi dan yang mendukung dalam pendidikan adalah sebagai berikut :


Faktor–faktor pendidikan : Menurut Imam Sutari bahwa perbuatan mendidik dan didik memuat faktor – faktor tertentu yang mempengaruhi dan menentukan, beberapa diantara nya adalah :
  • Tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
  • Adanya subjek manusia (pendidik dan anak didik yang melakukan pendidikan).
  • Hidup bersama dalam lingkungan tertentu.
  • Yang memungkin kan alat–alat tertentu untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Sumber :
Dasar Dan Faktor - Faktor Pendidikan Islam


Tags : Pendidikan Islam, Dasar Pendidikan Islam, Faktor - Faktor Pendidikan Islam

Baca Selengkapnya ....

Ruang Lingkup Psikologi

Posted by Unknown 0 comments

Ditinjau dari segi obyeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar yaitu
  1. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia
  2. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan
Dalam tulisan ini tidak akan dibicarakan psikologi hewan, yang akan dibicarakan adalah psikologi yang berobyekkan manusia. Sampai pada waktu ini orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan - kegiatan atau aktifitas fisik manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal dan berbeda (berkultur).

Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktifitas psikis manusia.

a. Psikologi Perkembangan

Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang mencakup :
  • Psikologi anak (mencakup masa bayi)
  • Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda)
  • Psikologi orang dewasa
  • Psikologi orang tua
b. Psikologi Sosial

Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktifitas - aktifitas manusia hubungannya dengan situasi sosial.

c. Psikologi Pendidikan

Yaitu psikologi yang menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan. Misalnya, bagaimana dalam menarik perhatian agar dapat dengan mudah diterima.

d. Psikologi Kepribadian dan Tifologi

Yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia,mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.

e. Psikopatologi

Yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak normal.(abnormal).

f. Psikologi kriminil

Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.

g. Psikologi perusahaan

Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan.

Jadi dalam mempelajari psikologi ini, kita akan membatasi diri pada tingkah laku manusia, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang tertinggi derajatnya diantara makhluk yang lain di alam ini.


DAFTAR PUSTAKA
  • Netty Hartati, Dra.,M.SI., Islam Dan Psikologi, penerbit RAJAWALI PERS, Jakarta, 2003.

    Baca Selengkapnya ....

    Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi

    Posted by Unknown 0 comments

    Psikologo adalah ilmu yang mempelajari seluk - beluk kejiwaan manusia. Penyelidikan tentang gejala - gejala kejwaan itu sendiri mula - mula dilakukan oleh para Filsup Yunani Kuno.Pada waktu itu belum ada pembuktian-pembuktian nyata atau empiris, melainkan segala teori dikemikakan berlndaskan argumentasi-argumentasi logis ( akal ) belaka.

    Berabad - abad setelah itu,psikologi juga masih merupakan bagian dari filsafat,antara lain di Perancis muncul Rene Descartes (1596 - 1650), di Inggris muncul tokoh John Locke (1623-1704). Mereka dikenal sebagai tokoh asosiasionisme, yaitu doktrim psikologi yang menyatakan bahwa jiwa itu tersusun atas elemen - elemen sederhana dalam bentuk ide - ide yang muncul dari inderawi. Ide - ide ini bersatu dan berkait satu sama lain lewat asosisi - asosisi.

    Psikologi baru diakui menjadi ilmu independen setelah didirikan laboratoriumpsikologo oleh Wilhem Wundt pada tahun 1897, yang kemudian sangat berpengaruh bagi perkembangan psikologi selanjutnya.Para sarjana psikologi mulai menyelidiki gejala - gejala kejiwaan secara lebih sistematis dan objektif.

    DAFTAR PUSTAKA
    • Abu Ahmadi, H.Drs., Psikologi Umum, penerbit RINEKA CIPTA,2003.

      Baca Selengkapnya ....

      Tujuan Mempelajari Psikologi

      Posted by Unknown 0 comments

      Pada garis besarnya orang mempelajari ilmu jiwa adalah untuk menjadikan manusia supaya hidupnya baik,bahagia dan sempurna. Test Binet kemudian disempurnakan lebih lanjut oleh ahli-ahli lain antara lain oelh Stern,Terman Merril dan sebagainya.

      Salah satu revisi yang terkenal ialah dari Terman untuk dipakai di Amerika yang terkenal dengan “standford Revision” dan sering disebut test inteligensi Stanford - Binet. Dan masih banyak test - test yang lain, misalnya test Rorschach, test Kreeplin, test T.A.T.
      Test dapat dibedakan atas bermacam - macam jenis yaitu:

      1. Menurut banyaknya orang yang di-test, test dapat dibedakan atas:
      • Test perorangan (individual), yaitu test yang diberikan secara perorangan.
      • Test kelompok, yaitu merupakan test yang diberikan secara kelompok.
      2. Berdasarkan atas peristiwa - peristiwa kejiwaan yang diselidiki, maka test dapat dibedakan atas :
      • Test pengamatan
      Dari uraian diatas dapat kita kesimpulan, bahwa manfaat dan tujuan mempelajari ilmu jiwa adalah:
      • Untuk memperoleh faham tentang gejala - gejala jiwa dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak - anak p[ada khususnya.
      • Untuk mengetahui perbuatan - perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku manusia atau anak.
      • Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.

      DAFTAR PUSTAKA
      • Abu Ahmadi, H.Drs., Psikologi Umum, penerbit RINEKA CIPTA,2003.
      Tags : Tujuan Mempelajari Psikologi, Manfaat Mempelajari Psikologi, Psikologi

        Baca Selengkapnya ....

        Teori - Teori Belajar

        Posted by Unknown 0 comments

        1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya

        Bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya. Daya ini adalh kekuatan yang tersedi. Manusia hanya memanfaatkan semua daya itu dengan cara melatihnya sehingga ketajamannya di rasakan ketika di pergunakan u ntuk sesuatu hal, misalnya daya xmengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan sebagainya.

        2. Teori Tanggapan

        Teori taggapan adalah suatu teori belajar yang menentang teori belajar yang di kemukakan yang di kemukakan oleh ilmu jiwa daya menurut Herbert teori yang di kedepankan oleh ilmu jiwa daya tidak ilmiyah, sebab psikologi daya tidak dapat menernghan kehidupan jiwa.

        3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt

        Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian-bagian, sebab keberadaan bagian-bagian itu di dahului keseluruhan

        4. Teori Belajar R. Gagne

        Gagne memberikan dua defenisi sebagai berikut :
        • Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
        • Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang di peroleh dari intruksi.
        5. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi

        Teori Asosiasi di sebut juga teori sarbond, Sarbond singkatan dari Timulus, Respons, dan bon. Stimulus berarti rangsangan,Respons berarti tanggapan, Bond berrarti di hubungkan. Rangsangan di ciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian di hubungkan antara keduanya sdan terjadilah asosiasi.

        DAFTAR PUSTAKA


          Baca Selengkapnya ....

          Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar

          Posted by Unknown 0 comments


          1. Faktor Lingkungan

          Dalam lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang di sebut Ekosistem. Dua lingkungan yang pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah :

          a. Lingkungan Alami
          • Pencemaran lingkungan hidup merupakan mala petaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya.

          b. Lingkungan Sosial Budaya
          • Lingkungan social budaya di luar sekolah ternyata sisi kehidupan yang mendatangkan problem sendiri bagi kehidupan anak didik di sekolah. Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas.
          2. Faktor Intrumental

          Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan di capai. Tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan,. Agar dapat mencapai ke arah itu di perlukan seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk dan jenisny. Sarana dan fasilitas yang tersedia harus di manfaatkan sebaik-baik agar berdaya guna dan berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah:
          • Kurikulum
          • Program
          • Sarana dan fasilitas
          • Guru
          • Kondisi Psikologis
          3. Kondisi Fisikologis

          Kondisi psikologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segarjasmaninya, akan berlainan belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan.

          4. Kondisi psikologis

          Emua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhio belajar seseorang. Berarti belajar bukanklah berdiri sendiri, terlepas dari factor lain seperti factor luar dan factor dari dalam. Factor psikologis sdebagai factor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak.

          Minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah factor-faktor psikologisyang utama mempengaruhiproses dan hasil belajar anak didik.

          a. Minat
          • Menurut slameto (1991 : 182), adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendir dengan suatu di luar dir. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat.
          b. Kecerdasan
          • Raden cahaya prabu (1986) perna mengatakan dalam mottonya bahwa :” Didiklah anak sesuai taraf umurnya, Pendidikan yang berhasilkarena menyelami jiwa anak didikny”. Yang menarik dari ungkapan ini adalah tentang umur dan menyelami jiwa anak didik.
          c. Bakat
          • Bakat merupakan faktoryang besar pengruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada yang membantah , bahwa belajar pada bidang yang sesai dengan bakat memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu.
          d. Motivasi
          • Menurut Noehi Nasution (1993 : 8 ) motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisisi psikologis yang mendorong seorang untuk belajar. Penemuan – penemuan penelitian menunjukan bahwa hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.
          e. Kemampuan Kognitif
          • Dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau atau berdasarkan kesempatan yang diperoleh di masa lampau.
          DAFTAR PUSTAKA
          Tags : Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar, Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar, Proses Dan Hasil Belajar, Hasil Belajar

            Baca Selengkapnya ....

            Pengertian, Contoh dan Macam Proses Belajar

            Posted by Unknown 0 comments

            A. Pengertian Belajar

            Kata belajar suda akrab dengan semua lapisan masyarakat.
            • Menurut James O, Whittker,Merumuskan belajar sebagai proses di mana tingkah laku di timbulkan atau di ubah m,elalui latihan atau pengalaman.
            • Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar, menurutntya belajar adalah suatu proses usaha yang di lakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
            • Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat pundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.
            • Belajar Skiner, yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya educational psychology the teaching-learning process, belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skimer percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat (reinforce)
            Chaplin dalam dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam Rumusan. Rumusan pertama berbunyi belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus.


            Hintzman dalam bukunya menyatakan belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia dan hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. With dalam bukunya menyatakan belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.

            Reber dalam kamus susunannya yang tergolong modern, Dictionary of psychology membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan, biasanya sering dipakai dalam pembahasan psikologi kognitif. Kedua belajar adalah suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperbuat.

            Dalam definisi ini terdapat empat macam Istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk memahami proses belajar, antara lain :
            1. Relatively permanent, yang secara umum menetap
            2. Response potentiality, kemampuan bereaksi
            3. Reinforce,yang diperkuat
            4. Practice, Praktek atau latihan
            Biggs dalam Pendahuluan teaching for learning mendefinisikan belajar dalam 3 macam Rumusan, yaitu Rumusan kuantitatif, Rumusan institusional, Rumusan kualitatif.

            B. Contoh Belajar

            Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba memainkan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau dataran. Perilaku “memutar” dan “meletakan” tersebut merupakan respon atau reaksi atas rangsangan yang timbul pada mainan itu.

            Pada tahap permulaan, respon anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun, berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang lambat laun ia menguasai dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna.

            Sehubungan dengan contoh itu belajar dapat dipahami sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku ditimbulkan atau diperbaiki serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.


            Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahantingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif, dan psikomotor.

            C. Proses Belajar

            Dalam proses belajar aktivitas tertentu ataupun aktivitasnya adalah sebagai berikut:
            Proses dari bahasa latin “processus" yang berarti “berjalan ke depan” menurut Chaplin (1972) proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan.

            Dalam psikologi belajar proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu (Reber, 1988). Jadi proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa

            Fase - Fase dalam Proses Belajar

            Menurut Jerome S. Bruner, salah seorang penentang teori S.R Bond dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain :
            • Fase informasi (tahap penerimaan materi)
            • Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
            • Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
            Menurut Wittig (1981) dalam bukunya psychology of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :
            • Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
            • Storage (tahap penyimpanan informasi)
            • Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
            1. Mendengarkan
            • adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sesekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode cerama, maka setiap siswa atau mahasiswa di haruskan m,endengarkan apa yang guru (dosen) sampaikan.
            2. Memandang
            • yang di magsud di sinio adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tumlis yang berisikan tulisan yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selamnjutnyatersimpan dalam otak.
            3. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mencecap
            • Adalah indra manusia yang dapat di jadikan sebagai alat untuk kepentingan belajr, artinya aktivitas meraba, membau. Dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang untuik belajar. Tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan.
            4. Menulis atau mencatat
            • Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidahanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan.
            5. Membaca
            • Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di mlakukan selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pinti ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan.
            6. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi

            7. Mengamati table-table, diagram- diagram dan bagan-bagan

            8. Menyusun paper atau kertas kerja

            9. Mengingat

            10. Berfikir


            Baca Selengkapnya ....
            TEMPLATE CREDIT:
            Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of Dunia Pendidikan.