Perencanaan Pembelajaran: Contoh RPP dengan Subject Specific Pedagogy (SSP)

Posted by Unknown Thursday, November 10, 2011 0 comments
Pengertian SSP

SSP merupakan seluruh komponen/perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru ketika mengajar. 




Komponen SSP meliputi:
Petikan silabus terkait dengan  Standar Kompetensi,  Kompetensi Dasar, Indikator
RPP
LKS
Kunci LKS
Kisi-kisi lembar penilaian
Lembar Penilaian
Kunci lembar penilaian
Media Pembelajaran dan 
Bahan Ajar: buku siswa




Contoh Pengembangan Pendidikan untuk Bidang Studi Biologi (Subject Spesific Pedagogy = SSP) dikembangkan dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ada di Kelas VI Semester 1 Sekolah Dasar tentang Sistem Pernafasan Manusia. Di dalam contoh SSP yang disajikan ini meliputi seluruh komponen atau perangkat pembelajaran yang diperlukan oleh seorang guru ketika mengajar. Komponen-komponen tersebut meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Petikan Silabus yang terkait dengan SK dan KD, LKS beserta Kunci LKS/Rambu-Rambu Penyelesaian LKS, Kisi-Kisi Lembar Penilaian (LP), Kisi-Kisi LP Produk, Kisi-Kisi LP Proses, LP Produk, LP Proses dan LP Aktivitas Siswa beserta kunci LP, RPP Versi Ringkas, Media Pembelajaran yang berupa Slide Presentasi Power Point dan Model Alat Pernafasan Manusia, termasuk bahan ajarnya yang berupa Buku Siswa. Kelengkapan perangkat pembelajaran tersebut diperlukan sesuai dengan salah satu tuntutan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada level sekolah. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan perangkat pembelajaran secara mandiri yang dapat digunakan di kelasnya sesuai dengan karakteristik/kondisi siswa dan sekolah tersebut. Selain itu, tersedianya kelengkapan dalam perangkat pembelajaran akan mempermudah guru dalam mengajar.


Penguasaan sistem pernafasan yang ada dalam KD menuntut siswa untuk memahami konsep yang abstrak, sementara untuk siswa Kelas VI masih berada pada tahap operasional konkrit. Oleh karena itu, perlu upaya mengkonkritkan konsep abstrak yang menjadi lingkup pokok bahasan sistem pernafasan manusia dengan menggunakan model alat pernafasan manusia dan mengajak siswa untuk mampu membuat dan menggunakan model tersebut untuk memperkuat konsep siswa. Selain itu, dalam pembelajaran ini juga mengarahkan siswa agar mampu menerapkan Hukum Boyle untuk menjelaskan konsep sistem pernafasan pada manusia. Hal ini sangat penting agar siswa memiliki pengayaan dalam mengintegrasikan dengan konsep-konsep lainnya sebagai upaya membekali siswa untuk memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi. Keterampilan tersebut juga dilatihkan melalui menginterpretasikan data hasil kegiatan untuk menjelaskan konsep mekanisme pernafasan pada manusia.


Pelaksanaan pembelajaran dikemas melalui model pembelajaran langsung dan kooperatif. Pembelajaran langsung digunakan untuk memodelkan analogi model alat pernafasan, memodelkan mekanisme pernafasan manusia dengan menggunakan model alat pernafasan, mengkaitkan penerapan hukum Boyle pada mekanisme pernafasan manusia. Pada saat penguatan konsep-konsep tentang sistem pernafasan, siswa dibentuk dalam format kelompok dengan model pembelajaran kooperatif yang dipandu dengan LKS 1 dan LKS 2.


Penerapan strategi pembelajaran menggarisbawahi dan membuat catatan dalam bentuk matriks dengan format kelompok kooperatif, diimplementasikan ketika membimbing siswa dalam memahami konsep penyakit yang menyerang pada organ pernafasan manusia dengan dipandu LKS 3. Hal ini ditempuh agar proses internalisasi terhadap konsep yang dipelajari lebih baik.


sumber: http://andiprastowo.wordpress.com/2010/10/12/pengembangan-spp-subject-spesific-pedagogic-bid-studi-ipa/


berikut ini saya berikan beberapa contoh SSP yang mudah-mudahan dapat membantu teman-teman semua:


SSP anak-anak Universitas PGRI Yogyakarta

SSP IPS download DISINI
SSP Bahasa Indonesia IV download DISINI

SSP Matematika download DISINI
SSP PKn download DISINI
SSP Tematik kelas 2 smt. 1 download DISINI
SSP IPA download DISINI

ada juga SSP dari dunia antah berantah yang saya dapat di Web...
mungkin agak sedikit berbeda..
monggo dicoba saja:

IPS perjuangan bangsa melawan penjajah download DISINI
IPS IV memahami pentingnya koprasi download DISINI dan DISINI
SSP tematik kelas 1 tema lingkungan download DISINI
SSP tematik kelas 2tema hewan dan Tumbuhan download DISINI



Baca Selengkapnya ....

Mencontoh Pola Pendidikan Nabi Ibrahim a.s

Posted by Unknown Sunday, November 6, 2011 0 comments
Hingga saat ini pendidikan masih sering mendapat sorotan dari berbagai pihak. Hal ini boleh jadi disebabkan kegamangan masyarakat melihat fenomena para pelajar yang justru sering muncul dalam berita2 kriminal, tindak kekerasan, keributan, tawuran sesamanya, narkoba bahkan sex bebas. Mengapa para pelajar seolah kehilangan jati diri sebagai orang terdidik, terpelajar yang seharusnya dapat memilih dan memilah dengan cerdas yang baik dan benar? Apa yang salah dalam pendidikan kita? gurukah, anak didikkah, kurikulum kah atau apa dan siapa?tidak bijak kiranya jika kita menuding satu pihak yang bersalah dan membenarkan pihak yang lain. Yang jelas kita tidak boleh menutup mata atas terjadinya dekadensi moral anak didik kita dewasa ini.
Terkait dengan makin merosotnya moral para pelajar, ada baiknya kita melihat dan belajar dari pola pendidikan Nabi Ibrahim a.s yang telah terbukti melahirkan generasi berpredikat nabi, yaitu Ismail a.s, bahkan kisah perjalanannya menjadi napak tilas pelaksanaan ibadah haji. Pola pendidikan yang dijalankan Nabi Ibrahim a.s dapat dijelaskan:
1. Visi Pendidikan : visi pendidikan Ibrahim adalah mencetak generasi saleh, yang hanya menyembah Allah SWT. Visi ini diterpakan dengan konsisten sehingga benar-benar menjadi pedoman jangka panjang yang mantap. Generasi yang saleh, taat menjalankan perintah Allah SWT akan mampu menjadi kuat, tangguh terhadap godaan duniawi yang cenderung menyesatkan.
2. Misi Pendidikan: mengantarkan anak-anaknya mengikuti ajaran Islam secara total (kaffah) Dengan menjalankan Islam secara total dimaksudkan untuk memproteksi diri dari kontaminasi budaya, sifat, dan prilaku buruk, serta dapat berlaku santun penuh cinta kasih pada sesama, karena Islam dalah rahmatan lil alamin.
3. Muatan Pendidikan: muatan pendidikan yang diajarkan Ibrahim sudah lengkap, terdiri dari tilawah untuk pencerdasan intelektual, tazkiyah untuk penguatan spiritual, taklim untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan hikmah sebagai panduan operasional dalam amal kebajikan.
4. Lingkungan Pendidikan; bersih dari virus aqidah dan akhlak. Agar anak berhasil dalam menempuh pendidikan memang selayaknya dijauhkan dari lingkungan yang buruk, karena lingkungan mempunyai andil besar dalam pembentukan sikap dan prilaku anak.
Menilik empat unsur dalam pola pendidikan Nabi Ibrahim bukan berarti kita sama sekali tidak mengerti atau tidak peduli, namun masalah pendidikan memang sangat komplek. Namun kompleksitas masalah pendidikan itu tidak boleh membuat kita tutup mata. Kemerosotan moral anak-anak menjadi tanggung jawab semua elemen masyarakat untuk menghentikannya.
Kiranya tidak salah bila usaha tersebut dimulai dari tiap keluarga, dengan menciptakan susana yang kondusif bagi berkembangnya nilai-nilai agama, kasih sayang, tanggung jawab, kerja keras dan disiplin pada seluruh anggota keluarga. Orang tua harus mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.
Masyarakat hendaknya juga mengambil peran aktif, peduli terhadap kondisi pendidikan dengan ikut menciptakan dan menjaga  efektifitas norma-norma yang berlaku sehingga mampu menetralisir efek buruk yang berkembang dilingkungannya.
Para pendidik (guru) dalam menjalankan tugas hendaknya bukan sekedar transfer ilmu, tetapi benar-benar mampu menjadi orang yang bisa digugu dan ditiru oleh anak didiknya. Guru adalah teladan bagi siswanya. Untuk itu diperlukan guru profesional, yang bukan semata-mata mengajar, tetapi juga mendidik, membimbing dan memberi contoh bagi anak didiknya. Sekolah hendaknya bukan sekedar tempat untuk belajar secara verbal, tempat hafalan berbagai teori, tetapi yang lebih penting justru menjadi  tempat belajar memperdalam nilai-nilai luhur dan pembentukan kepribadian. Sekolah hendaknya mampu mendidik para siswa taat terhadap ajaran agamanya, memiliki kepribadian luhur, menjunjung tinggi nilai kasih sayang, disiplin dan tekun.



Baca Selengkapnya ....

Metodologi Pembelajaran: Aneka Metode dalam pembelajaran

Posted by Unknown Saturday, November 5, 2011 0 comments
Menciptakan Pembelajaran yang menarik memanglah tidak mudah. Dibutuhkan beraneka metode dan strategi khusus dalam mengelola kelas. Dibawah ini ada beraneka strategi mengelola pembelajaran guna menunjang pembelajaran yang lebih menarik
PRAKTIK PEMBELAJARAN
DENGAN MENGGUNAKAN ANEKA MODEL, STRATEGI, DAN METODE

1.           Metode Debat
2.           Metode Role Playing
3.           Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
4.           Metode Ceramah
5.           Metode Inkuiri

6.           Metode Tanya jawab
7.           Metode Demonstrasi
8.           Metode Diskusi
9.           Metode Simulasi
10.       Metode Pemberian tugas
11.       Metode Kerja kelompok
12.       Metode Karya Wisata
13.       Metode Penemuan
14.       Metode Eksperimen
15.       Metode Pembelajaran Unit
16.       Metode Pembelajaran dengan Modul
17.       Pembelajaran Kontekstual
18.       Pembelajaran Tematik
19.       Strategi Pembelajaran Ekspositorik
20.       Strategi Pembelajaran Heuristik
21.       Strategi Pembelajaran Deduktif
22.       Strategi Pembelajaran Induktif
23.       Strategi Pembelajaran Tertutup
24.       Strategi Pembelajaran Terbuka
25.       Strategi Pembelajaran Individual
26.       Strategi Pembelajaran Kelompok Kecil
27.       Strategi Pembelajaran Klasikal
28.       Pembelajaran Berdasarkan Masalah
29.       Cooperative Script
30.       Picture and Picture
31.       Numbered Heads Together
32.       Kepala Bernomor Struktur
33.       Artikulasi
34.       Mind Mapping
35.       Make a match (mencari pasangan)
36.       Think Pair and Share
37.       Talking Stick
38.       Bertukar Pasangan
39.       Snowball throwing
40.       Student facilitator and explaining
41.       Course Review Horay
42.       Explisit instruction
43.       Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
44.       Inside – Outside  Circle (Lingkaran Kecil – Lingkaran Besar)
45.       Tebak Kata
46.       Word Square
47.       Scramble
48.       Take and Give
49.       Concept Sentence
50.       Complete Sentence
51.       Time Token
52.       Keliling Kelompok
53.       Tari Bambu
54.       Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray)
55.       Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation)
56.       Metode Jigsaw
57.       Metode Team Games Tournament (TGT)
58.       Model Student Teams Achievement Divisions (STAD)
59.       Model Examples Non Examples
60.       Model Lesson Study

Bagaimana penjelasan lengkapnya? DOWNLOAD MATERI LENGKAPNYA DISINI

Baca Selengkapnya ....

Pendidikan Kesenian: FUNGSI SENI

Posted by Unknown Thursday, October 27, 2011 0 comments

FUNGSI SENI
makalah karya PARANGGI RISMOKO HADI --Mahasiswa PGSD UNY angkatan 2008--

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak pernah lepas dari sebuah seni. Seni merupakan suatu proses penggambaran ekspresi diri manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Dalam mengungkapkan ekspresi jiwa, seorang individu memiliki cara yang berbeda-beda untuk menggambarkannya. Oleh karena itu seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri perarturan dan parameter yang menuntun dalam mengekpresikan diri. Inilah yang membuat sebuah seni dirasa menarik untuk dipelajari, karena dengan mempelajari seni kita dapat melihat berbagai macam cara penggambaran ungkapan ekspresi individu.
Di dalam dunia pendidikan terutama untuk Sekolah Dasar pun seni mempunyai peran yang sangat penting. Di mana seni yang digunakan sebagai alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mata bertujuan untuk mendidik anak menjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Anak dapat berimajinasi sesuai dengan apa yang dikehendaki untuk memunculkan apa yang ada dalam pikirannya melalui pendidikan seni.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai fungsi seni secara umum, baik fungsi untuk individu maupun fungsi untuk sosial. Selain itu dijelaskan pula fungsi seni dalam dunia pendidikan terutama bagi sekolah dasar.
BAB II
ISI

A.    Pengertian seni
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat beberapa definisi mengenai arti kata dari seni. Dalam bahasa Sansekerta kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat cilpa berarti bewarna dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejaran kesenian adalah buku atau pedoman bagi para cilpin yaitu tukang. Termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman.
Sedangkan dalam bahasa latin pada abad pertengahan ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artisa. Ars adalah teknik atau craftmanship yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu. Adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran. Sedangkan artisa merupakan anggota yang ada di dalam kelompok orang-orang yang meliki kemahiran atau ketangkasan. Maka kiranya artisa dapat dipersamakan dengan cilpa. Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (perancis), E’larte (spanyol) dan Art (inggris). Bersamaan dengan itu isinya pun berkembang sedikit demi sedikit ke arah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain. Orang Jerman menyebut seni dengan “Die Kunts” dan orang belanda dengan sebutan “Kunts” yang berasal dari akar kata lain.
Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni merupakan suatu adalah proses penggambaran ekspresi dari manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu  memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya , masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

B.     Fungsi Seni
Sejalan dengan perkembangan jaman dan peradaban manusia, maka berkembanglah pula seni dalam kehidupan. Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan terutama dalam fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum seni memiliki dua fungsi, yaitu fungsi individu dan fungsi sosial.
1.      Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi seni untuk individu, yaitu antara lain :
a.       Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah mahluk homofaber yang mempunyai kecakapan untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi hal penting.
b.      Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman hidup seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai contoh perasaan sedih, lelah letih, gembira, iba, kasihan, benci, cinta dll. Manusia dapat merasakan semua itu dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan emosional yang merupakan  situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang bersifat menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan rutinitas sehari-hari maka manusia mengalami kelelahan sehingga memerlukan rekreasi, misalnya menonton hiburan teater, menonton film di bioskop, menonton sendra tari, ataupun menonton pameran seni rupa.
Seseorang yang memiliki pengalaman estetikanya lebih banyak maka ia akan memiliki kepuasan yang lebih banyak maka ia memiliki kepuasan yang lebih banyak pula. Sedangkan seniman adalah seorang yang mampu mengapresiasikan pengalaman dan perasaannya dalam sebuah karya seni yang diciptakannya. Hal itu juga diyakini olehnya sebagai sarana memuaskan kebutuhan emosional dirinya.
2.      Fungsi sosial
Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai pemenuhan kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni sebagai fungsi sosial, yaitu sebagai berikut :
a.       Fungsi Rekreasi
Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya sehari-hari membuat seseorang membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu hari libur mangunjungi tempat-tempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam). Seni juga dapat dijadikan sebagai benda rekreasi misalnya seni pertunjukan sendra tari, pagelaran musik, pertunjukan teater dll. Seni sebagai rekreasi merupakan seni yang mampu menciptakan suatu kondisi tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada. Di era globalisasi ini kehadiran seni mendapatkan perhatian yang sangat serius dari banyak pihak (terkait dengan kebutuhan dan nilai ekonomi atau bisnis)
b.      Fungsi Komunikasi
Pada hakekatnya setiap orang berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan bahasa karena merupakan sarana yang paling efektif, mudah, dan cepat untuk dimengerti. Namun begitu bahasa memiliki keterbatasan karena tidaklah mungkin semua orang menghafal semua bahasa yang ada. Oleh karena itulah dibutuhkan bahasa universal yaitu bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Seni diyakini dapat dipergunakan demi kepentingan tersebut. Misalnya Paranggi dapat berkomunikasi dengan orang di seluruh pelosok penjuru dunia melalui pertunjukan sendra tari, affandi melalui lukisannya, Shakespeare dapat berkomukasi melalui puisi-puisi nya dll. Tampaknya seni menjadi sangat efektif membantu orang untuk berkomunikasi karena seni dapat menembus batasan-batasn bahasa verbal maupun perbedaan lahiriah setiap orang. Hanya melalui seni manusia dapat berkomunikasi dengan dunia luar serta melalui seni kita dapat mengenal budaya bangsa lain.
c.       Fungsi Rohani
Kepercayaan religi tersebut terdapat dalam karya-karya moko, neraca, dolmen, menhir, candi pura, bangunan masjid, gereja, ukiran, relief, dsb. Manakah yang muncul pertama kali, kepercayaan religi atau seni terlebih dahulu? Dan hal tersebut tidak dapat dijawab secara pasti. Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan adalah Tuhan. Agama sering dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai estetika. Banyak media yang mereka pergunakan. Ada yang memakai suara, gerak, visual, dsb. Sebagai contoh yaitu kaligrafi arab, makam, relief, candi, gereja dll.
d.      Fungsi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dlam sebuah pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung karena di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan. Disadari atau tidak, rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi yang lebih baik dan maju dari sebelumnya. Disinilah seni harus disadari mnumbuhkan nilai estetika dan etika kepada peserta didik.
e.    Fungsi Artistik
Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer, tari kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak bisa dinikmati pendengar atau pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan komunitasnya
f.       Fungsi Guna
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti perlengkapan atau peralatan rumah tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan
g.   Fungsi kesehatan
Seni sebagai fungsi kesehatan seperti pengobatan penderita gangguan physic ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang pasien). Terbukti musik telah mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang autisme, gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada tahun 1999 Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang menenangkan dapat merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan gamelan menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

C.      Fungsi Seni dalam Dunia Pendidikan
Tentunya dalam dunia pendidikan terutama ke untuk Sekolah dasar, seni mempunyai peran yang penting untuk menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa dengan belajar seni, yaitu sebagai berikut :
1.      Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas).
2.      Melatih imajinasi anak, ini merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam berekpresi seorang anak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi yang dapat berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang telah direkam oleh otak.
3.      Memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya.
4.      Pembinaan sensitivitas serta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif.
5.      Mampu memberikan pembinaan ketermpilan yaitu dengan membina kemampuan praktek berkarya seni kerajinan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan praktis sebagai bekal hidup di kemudian hari.
6.      Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
7.      Siswa memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta kepekaan artistik sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut pada dasarnya adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan berkemampuan dalam tingkat dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
8.      Menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.
9.      Seni sebagai alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mat bertujuan untuk mendidik anak menkjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain itu, seni juga mempunyai peran penting terutama dalam konstelasi kurikulum pendidikan, antara lain yaitu :
1.      Seni sebagai bahasa visual
Anak usia SD dalam kehidupannya sangat dekat dengan berkarya seni dan hanpir bisa dikatakn bahwa perilaku anak dekat dengan kegiatan kesenian atau dapat dikatakan “tiada hari tanpa seni”. Kegiatan berseni merupakan kebutuhan anak dalam mengutarakan pendapat, berkhayal atau berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk yang ada di sekitar anak, dan merasakan perasaan (gembira, sedih, dll)
Dalam konteks seni berperan mengemukakan pendapat tmpak ketika anak menyanyi atau menari ataupun menggarka bertema maupun tanpa tema. Karya seni mereka berikan tema sesuai dengan keinginan pada saat itu,  sebagai contoh ketika anak membayangkan nikmatnya berada dalam ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil menyanyikan lagu akan kembali muncul dalam bentuk gambar seorang perempuan dan kain. Ungkapan itu juga dapat berupa celotehan suara menyanyi dan menirukan orang sedang menimang boneka. Namun dapat pula berupa gambar bentuk yang di mulai dari menggambar pesawat terbang yang indah dengan bentuknya yang khas anak kemudian selang beberapa menit gambar tersebut dicoret sampai menutup permukaan. Disinilah ungkapan kesal pesawat musuh menembak pesawat idealnya.
2.      Seni membantu pertumbuhan mental
Ternyata contoh di atas merupakan perkembangan simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang difikirkan, dirasa, atau dibayangkan. Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak. Pada suatu ketikapertumbuhan badan seorang anak lebih cepat daripada perkembangan pikirannya. Ketidak sejajaran perkembangan anak tersebut menyebabkan puls perkembangan gambar anak dengan gambar lain yang normal, oleh karena itu terjadi variasi gambar anak. Hal ini seiring dengan perkembangan nalar pada diri anak. Bagi anak yang mempunyai perkembangan berbeda, dimana fungsi nalar sudah berkembang lebih cepat dari pada ekspresinya maka peristiwa tersebut berpengaruh juga dalam gambar.
Beberapa figur akan diungkapkan berbeda dengan anak yang lainnya, anak di suatu tempat tidak akan sama dengan yang lain. Namun, pada dasarnya pada usia SD yang lain. Perkembangan emosi nya ditandai oleh perkembangan keseniannya. Kondisi ini akan berubah jika perkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai dengan delapan tahun (antara kelas I dan II) merupakan usia perkembangan penalaran anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya terdapat anak yang penalarannya dan perasaannya kuat. Biasanya tipe anak yang kuat penalarannya cenderung menggambar dengan nuansa garis lebih dominan. Maka figur atau obyek lukisan ditampilkan lebih realistik. Sedangkan anak bertipe perasaan (emosional) ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna kuat dimana terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
            Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak saja dipengaruhi oleh faktor lingkungan (teori behavioral) seperti teman-teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga berasal dari faktor insting sebagai internal faktor (teori psikoanalisis). Biasanya kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi sacara seimbang. Misalnya fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal, serta interaksi antara semua faktor yang mempengaruhi belajar dan motivasi belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia berkembang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Barangkali perkembangan ketiga ranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri merupakan cabang psikologi yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap kebutuhan internal individu dan dorongan aktualisasi diri atau menjadi apapun yang diinginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997)
            Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional, maupun persepsi dapat dikategorikan sebagai perkembangan mental. Dalam skema pertumbuhan anak, teruarai bahwa bisa terjadi urutan perkembangan usia yang tidak seimbang. Usia kronologis (yaitu usia berdasarkan urutan yang dihitung sejak lahir) anak berusia 6 tahun berkembang terus sesuai dengan tahun. Usia kronologis ini kebetulan mempunyai perkembangan sejajar dan seiring dengan usia mental. Namun pada usia pertumbuhan, badan anak kurang normal dibanding dengan kedua usia di atas. Mungkin kerdil, atau bahkan lebih cepat matang kedewasaannya.
            Perkembangan anak ini sedikit banyak mempengaruhi pola berkarya seni. Ketika usia pertumbuhan badan normal belum tentu akan diikuti oleh perkembangan usia mental. Mungkin hambatan psikologis keluarga dengan berbagai aturan pergaulan dalm keluarga terlampau ketat maka perkembangan mental akan berbeda dengan anak yang hidup dalam keluarga sesuai dengan adat dan pergaulan dengan masyarakat lain. Jika selanjutnya dikaitkan dengan kebutuhan penciptaaan karya seni, maka respon seseorang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Secara harfiah, anak ingin memvisualisasikan dirinya dalam konteks tanggapan terhadap lingkungan atau obyek.
3.      Seni membantu belajar bidang lain
Dalam mendidik dan membimbing seorang anak diperlukan pengembangan kecerdasan yang berupa linguistik (bahasa), matematika, visual (spasial),  kinestetik (perasaan), musikal, interpersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimuculkan oleh setiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas misalnya linguistik mengembangkan keberanian tampil mengemukakan pendapat. Jiuka seorang anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka kesemuanya harus dilatihkan agar berjalan beriringan



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Seni merupakan suatu proses proses penggambaran ekspresi diri manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri perarturan dan parameter yang menuntun dalam mengekpresikan diri.
Seni mempunyai beberapa fungsi, antara lain fungsi individu dan fungsi sosial. Dalam fungsi individu, seni berfungsi sebagai pemenuh bebutuhan fisik dan kebutuhan emosional. Sedangkan dalam fungsi sosial secara khusus seni berfungsi sebagai alat rekreasi, rohani, komunikasi,  pendidikan, artistik bagi seniman, fungsi kesehatan, dan fungsi kegunaan.
Dalam dunia pendidikan pun seni mempunyai peran yang sangat penting. Dalam dunia ke SD an, seni berfungsi untuk memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas), melatih imajinasi anak, memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya. Selain itu dengan pembinaan sensitivitas serta rasa pada anak usia SD, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif serta mampu mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara. Dan dengan mempelajari seni, seorang anak dapat menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.




B.     Saran
Seharusnya pendidikan seni lebih ditekankan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Untuk saat ini pembinaan seni dalam dunia pendidikan terutama ke SD an masih kurang. Dimana dalam pembinaannya siswa masih kurang di bebaskan untuk berekspresi sesuai jalan pikirannya sehingga jiwa emosional seni siswa kurang berkembang. Seharusnya siswa di bebaskan untuk berekspresi agar mereka mampu mengembangkan potensi intelektual, imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan keterampilan yang mereka miliki.


download makalahnya disini
bagi yang ingin berkontak langsung dengan beliau bisa melalui email
paranggirismoko@gmail.com

Baca Selengkapnya ....
TEMPLATE CREDIT:
Tempat Belajar SEO Gratis Klik Di Sini - Situs Belanja Online Klik Di Sini - Original design by Bamz | Copyright of Dunia Pendidikan.